PENGERTIAN, JENIS DAN LANGKAH – LANGKAH METODE
PENELITIAN
A.
Pengertian Metode, Penelitian, dan Metode Penelitian
Metode berasal dari Bahasa
Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan
dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat
memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode
berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Adapun pengertian dan definisi
metode menurut para ahli antara lain :
1.
Rothwell & Kazanas
Metode adalah cara, pendekatan, atau proses untuk
menyampaikan informasi.
2.
Titus
Metode adalah rangkaian cara dan langkah yang tertib
dan terpola untuk menegaskan bidang keilmuan.
Penelitian atau riset berasal dari bahasa inggris
research yang artinya adalah proses pengumpulan informasi dengan tujuan
meningkatkan, memodifikasi atau mengembangkan sebuah penyelidikan atau kelompok penyelidikan.
Pada dasarnya riset atau
penelitian adalah setiap proses yang menghasilkan ilmu pengetahuan.
Adapun pengertian penelitian menurut para ahli
adalah :
1.
Fellin,
Tripodi & Meyer (1996)
Penelitian adalah suatu cara sistematik untuk maksud
meningkatkan, memodifikasi dan mengembangkan pengetahuan yang dapat di
sampaikan (dikomunikasikan) dan diuji (diverifikasi) oleh peneliti lain.
2.
Kerlinger (1986:
17-18)
Penelitian adalah investigasi yang sistematis,
terkontrol, empiris dan kritis dari suatu proposisihipotesis mengenai hubungan
tertentu antarfenomena.
Metode penelitian adalah suatu cara atau prosedur yang dipergunakan untuk
melakukan penelitian sehingga mampu menjawab rumusan masalah dan tujuan
penelitian. Beberapa pandangan metode
penelitian secara umum menurut para ahli :
1.
Nasir
(1988:51)
Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan
peneliti untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang
diajukan.
2.
Sugiyono (2004:
1)
Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah
untuk mengumpulkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah
berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu
rasional, empiris dan sistematis.
B.
Jenis – Jenis
Metode Penelitian
Metode Penelitian dikelompokkan dalam dua tipe utama yaitu kuantitatif dan kualitatif yang
masing-masing terdiri atas beberapa jenis metode.
a.
Metode Penelitian Kualitatif
Bogdan dan Taylor (1992: 21-22) menjelaskan bahwa penelitian
kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati.
Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan uraian yang mendalam
tentang ucapan, tulisan, dan atau perilaku yang dapat diamati dari suatu
individu, kelompok, masyarakat, dan atau organisasi tertentu dalam suatu
setting konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh,
komprehensif, dan holistik.
Ada beberapa ciri
penelitian kualitatif, yaitu :
1.
Menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data
Penelitian kualitatif menggunakan lingkungan alamiah
sebagai sumber data. Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam suatu situasi
sosial merupakan kajian utama penelitian kualitatif. Peneliti pergi ke lokasi
tersebut, memahami dan mempelajari situasi. Studi dilakukan pada waktu
interaksi berlangsung di tempat kejadian. Peneliti mengamati, mencatat,
bertanya, menggali sumber yang erat hubungannya dengan peristiwa yang terjadi
saat itu. Hasil-hasil yang diperoleh pada saat itu segera disusun saat itu
pula. Apa yang diamati pada dasarnya tidak lepas dari konteks lingkungan di
mana tingkah laku berlangsung.
2.
Memiliki sifat deskriptif analitik
Penelitian kualitatif sifatnya deskriptif analitik. Data yang diperoleh seperti hasil pengamatan, hasil
wawancara, hasil pemotretan, analisis dokumen, catatan lapangan, disusun
peneliti di lokasi penelitian, tidak dituangkan dalam bentuk dan angka-angka.
Peneliti segera melakukan analisis data dengan memperkaya informasi, mencari
hubungan, membandingkan, menemukan pola atas dasar data aslinya dan tidak
ditransformasikan ke dalam bentuk angka. Hasil analisis data berupa pemaparan
mengenai situasi yang diteliti yang disajikan dalam bentuk uraian
naratif. Hakikat
pemaparan data pada umumnya menjawab pertanyaan-pertanyaan mengapa dan
bagaimana suatu fenomena terjadi. Untuk itu peneliti dituntut memahami dan
menguasai bidang ilmu yang ditelitinya sehingga dapat memberikan justifikasi
mengenai konsep dan makna yang terkandung dalam data.
3.
Tekanan pada proses bukan hasil
Tekanan penelitian kualitatif ada pada proses bukan
pada hasil. Data dan informasi yang diperlukan berkenaan dengan pertanyaan apa,
mengapa, dan bagaimana untuk mengungkap proses bukan hasil suatu kegiatan. Apa
yang dilakukan, mengapa dilakukan dan bagaimana cara melakukannya memerlukan
pemaparan suatu proses mengenai fenomena tidak dapat dilakukan dengan ukuran frekuensinya
saja. Pertanyaan di atas menuntut gambaran nyata tentang
kegiatan, prosedur, alasan-alasan, dan interaksi yang terjadi dalam konteks
lingkungan di mana dan pada saat mana proses itu berlangsung. Proses alamiah
dibiarkan terjadi tanpa intervensi peneliti, sebab proses yang terkontrol tidak
akan menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Peneliti tidak perlu
mentransformasi data menjadi angka untuk mengindari hilangnya informasi yang
telah diperoleh. Makna suatu proses dimunculkan konsep-konsepnya untuk membuat
prinsip bahkan teori sebagai suatu temuan atau hasil penelitian tersebut.
4.
Bersifat induktif
Penelitian kualitatif sifatnya induktif. Penelitian
kualitatif tidak dimulai dari deduksi teori, tetapi dimulai dari lapangan yakni
fakta empiris. Peneliti terjun ke lapangan, mempelajari suatu proses atau
penemuan yang tenjadi secara alami, mencatat, menganalisis, menafsirkan dan
melaporkan serta menarik kesimpulan-kesimpulan dari proses tersebut. Kesimpulan
atau generalisasi kepada lebih luas tidak dilakukan, sebab proses yang sama
dalam konteks lingkungan tertentu, tidak mungkin sama dalam konteks lingkungan
yang lain baik waktu maupun tempat. Temuan penelitian dalam bentuk konsep,
prinsip, hukum, teori dibangun dan dikembangkan dari lapangan bukan dari teori
yang telah ada. Prosesnya induktif yaitu dari data yang terpisah namun saling
berkaitan.
5.
Mengutamakan makna
Penelitian kualitatif mengutamakan makna. Makna yang
diungkap berkisar pada persepsi orang mengenai suatu peristiwa. Misalnya
penelitian tentang peran kepala sekolah dalam pembinaan guru, peneliti
memusatkan perhatian pada pendapat kepala sekolah tentang guru yang dibinanya.
Peneliti mencari informasi dari kepala sekolah dan pandangannya tentang
keberhasilan dan kegagalan membina guru. Apa yang dialami dalam membina guru,
mengapa guru gagal dibina, dan bagaimana hal itu terjadi. Sebagai bahan
pembanding peneliti mencari informasi dari guru agar dapat diperoleh
titik-titik temu dan pandangan mengenai mutu pembinaan yang dilakukan kepala sekolah.
Ketepatan informasi dari partisipan (kepala sekolah dan guru) diungkap oleh
peneliti agar dapat menginterpretasikan hasil penelitian secara tepat.
Ada beberapa jenis penelitian
kualitatif. Berikut ini adalah penjelasan dari jenis-jenis penelitian
tersebut.
1.
Metode Etnografi
Menurut Miles & Hubberman seperti yang dikutip
oleh Lodico, Spaulding & Voegtle dalam bukunya Methods in Educational
Research From Theory to Practice, disebutkan bahwa etnografi berasal dari
bahasa Yunani ethos dan graphos. Yang berarti tulisan
mengenai kelompok budaya. Sedangkan Menurut Le Clompte dan Schensul etnografi adalah
metode penelitian yang berguna untuk menemukan pengetahuan yang terdapat
atau terkandung dalam suatu budaya atau komunitas tertentu.
2.
Metode Fenomenologi
Istilah fenomenologis berasal dari bahasa Yunani,
yaitu phainomenon (penampakkan
diri) dan logos (akal). Ilmu
tentang penampakan berarti ilmu tentang apa yang menampakkan diri pada
pengalaman subjek. Donny Gahrial Adian dalam buku Pengantar Fenomenologi menyebutkan
bahwa fenomenologis
adalah sebuah studi tentang fenomena-fenomena atau apa saja yang tampak.
Dengan kata lain fenomenologi merupakan mendapatkan penjelasan tentang realitas
yang tampak.
3.
Metode Studi Kasus
Menurut Bogdan dan Bikien (1982) studi kasus merupakan
pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu
tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu. Surachrnad (1982)
membatasi pendekatan studi kasus sebagai suatu pendekatan dengan memusatkan
perhatian pada suatu kasus secara intensif dan rinci.
4.
Metode Teori Dasar
Jujun S. Suriasumantri (1985) menyatakan bahwa penelitian dasar
atau murni adalah penelitian yang bertujuan menemukan pengetahuan baru
yang sebelumnya belum pernah diketahui.
5.
Metode Studi Kritis
Metode
Studi kritis adalah metode yang
digunakan dalam penelitian yang berkembang dari teori kritis, feminis, ras dan
pascamodern yang bertolak dari asumsi bahwa pengetahuan bersifat subjektif.
Peneliti kritis memandang bahwa masyarakat terbentuk oleh orientasi kelas,
status, ras, suku bangsa, jenis kelamin dan lain-lain. Peneliti feminis
biasanya memusatkan perhatiannya pada masalah jender, ras, sedangkan peneliti
pascamodern memusatkan pada institusi sosial dan kemasyarakatan.
6.
Metode Analisis Konsep
Menurut Peter Salim dalam kamus besar Bahasa Indonesia
(1990:61) analisis
adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (perbuatan, karangan dan
sebagainya) untuk mendapatkan fakta yang tepat (asal-usul, sebab, penyebab,
sebenarnya, dan sebagainya)”. Sedangkan pengertian konsep menurut Woodruf
adalah suatu gagasan/ide yang relatif sempurna dan bermakna, suatu pengertian
tentang suatu objek, produk subjektif yang berasal dari cara seseorang membuat
pengertian terhadap objek-objek atau benda-benda melalui pengalamannya (setelah
melakukan persepsi terhadap objek/benda). Dari dua definisi tersebut kita dapat
simpulkan bahwa definisi metode analisis konsep adalah penelitian yang memfokuskan kepada
suatu konsep yang telah ada sebelumnya, agar dapat di fahami, digambarkan,
dijelaskan dan implementasinya di lapangan.
7.
Metode Analisis Sejarah
Metode analisis sejarah atau penelitian historis
menurut Jack. R. Fraenkel & Norman E. Wallen, 1990 : 411 dalam Yatim
Riyanto, 1996: 22 dalam Nurul Zuriah, 2005: 51 adalah penelitian yang secara
eksklusif memfokuskan kepada masa lalu. Penelitian ini mencoba merenkonstruksi
apa yang terjadi pada masa yang lalu selengkap dan seakurat mungkin, dan
biasanya menjelaskan mengapa hal itu terjadi. Dalam mencari data dilakukan secara
sistematis agar mampu menggambarkan, menjelaskan, dan memahami kegiatan atau
peristiwa yang terjadi beberapa waktu lalu.
b.
Metode
Penelitian Kuantitatif
Menururt Punch (1988: 4) metode penelitian kuantitatif merupakan
penelitian empiris di mana data adalah dalam bentuk sesuatu yang dapat
dihitung/ angka. Penelitian kuantitatif memerhatikan pada pengumpulan dan
analisis data dalam bentuk numerik.
Metode
penelitian kuantitatif memiliki ciri
khas berhubungan dengan data numerik dan bersifat obyektif. Fakta atau fenomena
yang diamati memiliki realitas obyektif yang bisa diukur. Variabel-variabel
penelitian dapat diidentifikasi dan interkorelasi
variabel dapat diukur.
Peneliti kuantitatif menggunakan sisi pandangannya untuk mempelajari subyek
yang ia teliti. Selain itu, penelitian kuantitatif memiliki beberapa ciri,
diantaranya sebagai berikut:
1.
Tujuan penelitian
Penelitian kuantitatif memiliki tujuan mengeneralisasi
temuan penelitian sehingga dapat digunakan untuk memprediksi situasi yang sama
pada populasi lain. Penelitian kuantitatif juga digunakan untuk menjelaskan
hubungan sebab-akibat antar variabel yang diteliti.
2.
Pendekatan
Penelitian kuantitatif dimulai dengan teori dan
hipotesis. Peneliti menggunakan teknik manipulasi dan mengkontrol variabel
melalui instrumen formal untuk melihat interaksi kausalitas. Peneliti mencoba
mereduksi data menjadi susunan numerik selanjutnya ia melakukan analisis
terhadap komponen penelitian (variabel). Penarikan kesimpulan secara deduksi dan
menetapkan norma secara konsensus. Bahasa penelitian dikemas dalam bentuk
laporan.
3.
Peran penelitian
Dalam penelitian kuantitatif, peneliti secara ideal
berlaku sebagai observer subyek penelitian yang tidak terpengaruh dan memihak
(obyektif).
4.
Pendekatan kuantitatif lebih menitikberatkan pada frekuensi tinggi
5.
Kebenaran dari hasil analisis penelitian kuantitatif bersifat
nomothetik dan dapat di generealisasi.
6.
Penelitian kuantitatif menggunakan paradigma positivistik-ilmiah
Segala sesuatu dikatakan ilmiah bila dapat diukur dan
diamati secara obyektif yang mengarah kepada kepastian dan kecermatan (Sunarto,
1993: 3). Karena itu, paradigma ilmiah-positivisme melahirkan berbagai bentuk
percobaan, perlakuan, pengukuran dan uji-uji statistik.
7.
Penelitian kuantitatif sering bertolak dari teori.
Sehingga bersifat reduksionis dan verifikatif, yakni
hanya membuktikan teori (menerima atau menolak teori).
8.
Penelitian kuantitatif khususnya eksperimen, dapat menggambarkan
sebab-akibat.
Peneliti seringkali tertarik untuk mengetahui: apakah
X mengakibatkan Y? atau, sejauh mana X mengakibatkanY? Jika peneliti hanya
tertarik untuk mengetahui pengaruh X terhadap Y, penelitian eksperimen akan
mengendalikan atau mengontrol berbagai variabel (X1, X2, X3 dan seterusnya)
yang diduga akan berpengaruh terhadap Y. Kontrol dilakukan sedemikian rupa
bukan hanya melalui teknik-teknik penelitian melainkan juga melalui analisis
statistik.
9.
Waktu pengumpulan dan analisis data sudah dapat dipastikan
Peneliti dapat menentukan berbagai aturan yang terkait
dengan pengumpulan data, jumlah tenaga yang diperlukan, berapa lama pengumpulan
data akan dilakukan, dan jenis data yang akan dikumpulkan sesuai hipotesis yang
dirumuskan. Hal ini sejalan dengan instrumen yang sudah baku dan sudah
dipersiapkan. Demikian halnya model analisis data, uji-uji statistik, dan
penyajian data, termasuk tabel-tabel yang akan dipergunakan sudah dapat
ditentukan.
Ada beberapa
metode penelitian yang termasuk pada penelitian kuantitatif. Jenis-jenis metode
penelitian kuantitatif menurut para ahli diantaranya adalah:
1.
Metode Deskriptif
Menurut Whitney (1960), metode deskriptif adalah pencarian
fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari
masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku salam masyarakat
serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan kegiatan, sikap,
pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh dari suatu
fenomena. Penelitian
deskriptif adalah metode penelitian yang berusaha menggambarkan objek
atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya (Best, 1982:119).
2.
Metode Komparatif
Metode
Komparatif adalah metode yang
digunakan dalam penelitian yang diarahkan untuk mengetahui apakah antara dua
variable ada perbedaan dalam suatu aspek yang diteliti. Dalam penelitian ini
tidak ada manipulasi dari peneliti. Penelitian dilakukan secara alami, dengan
mengumpulkan data dengan suatu instrument. Hasilnya dianalisis secara statistik
untuk mencari perbedaan variable yang diteliti.
3.
Metode Korelasi
Metode Korelasi adalah suatu penelitian yang dilakukan
untuk menggambarkan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang di
teliti. Penelitian dilakukan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua
atau lebih fakta tersebut berdasarkan kerangka pemikiran tertentu.
4.
Metode Survei
Menurut Zikmund (1997) “metode penelitian survei adalah satu
bentuk teknik penelitian di mana informasi dikumpulkan dari sejumlah sampel
berupa orang, melalui pertanyaan-pertanyaan”, menurut Gay & Diehl (1992)
“metode penelitian survei merupakan metode yang digunakan sebagai kategori umum
penelitian yang menggunakan kuesioner dan wawancara”, sedangkan menurut Bailey
(1982) “metode penelitian survei merupakan satu metode penelitian yang teknik
pengambilan datanya dilakukan melalui pertanyaan – tertulis atau lisan”.
5.
Metode Ex Post Facto
Metode
Ex post Facto adalah metode yang
digunakan dalam penelitian yang meneliti hubungan sebab akibat yang tidak
dimanipulasi oleh peneliti. Adanya hubungan sebab akibat didasarkan atas kajian
teoritis, bahwa suatu variable tertentu mengakibatkan variable tertentu.
6.
Metode True Experiment
Dikatakan true experiment (eksperimen yang
sebenarnya/betul-betul) karena dalam desain ini peneliti dapat mengontrol semua
variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas
internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri
utama dari true experimental adalah bahwa, sampel yang digunakan untuk
eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random (acak) dari populasi tertentu.
Jadi cirinya adalah adanya kelompok kontrol dan sampel yang dipilih secara
random.
7.
Metode Quasi Experiment
Bentuk desain
eksperimen ini merupakan
pengembangan dari true experimental design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini
mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk
mengontrol variabel-variabel
luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.
8.
Metode subjek Tunggal
Eksperimen subjek tunggal (single subject experimental),
merupakan eksperimen yang dilakukan terhadap subjek tunggal.
c.
Langkah-Langkah
Metode Penelitian
Karena
metode Penelitian ilmiah dilakukan secara sistematis dan berencana, maka
terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan secara urut dalam pelaksanaannya.
Setiap langkah atau tahapan dilaksanakan secara terkontrol dan terjaga. Adapun
langkah-langkah metode ilmiah adalah sebagai berikut:
1.
Perumusan masalah
Perumusan
masalah adalah langkah awal dalam melakukan kerja ilmiah. Masalah adalah
kesulitan yang dihadapi yang memerlukan penyelesaiannya atau pemecahannya.
Masalah penelitian dapat di ambil dari masalah yang ditemukan di lingkungan
sekitar kita, baik benda mati maupun makhluk hidup. Misalnya, saat kamu berada
di pantai dan mengamati ombak di lautan. Pada saat itu di pikiranmu mungkin
timbul pertanyaan, mengapa terjadi ombak?Atau bagaimanakah cara terjadinya
ombak? Untuk dapat merumuskan permasalahan dengan tepat, maka perlu melakukan
identifikasi masalah.Agar permasalahan dapat diteliti dengan seksama, maka
perlu dibatasi. Pembatasan diperlukan agar kita dapat fokus dalam menyelesaikan
penelitian kita.
Hal-hal
yang harus diperhatikan di dalam merumuskan masalah, antara lain sebagai
berikut:
1)
Masalah hendaknya dapat dinyatakan
dalam bentuk kalimat Tanya.
2)
Rumusan masalah hendaknya singkat,
padat, jelas dan mudah dipahami. Rumusan masalah yang terlalu panjang akan sulit dipahami
dan akan menyimpang dari pokok permasalahan.
3)
Rumusan masalah hendaknya merupakan
masalah yang kemungkinan dapat dicari cara pemecahannya. Permasalahan mengapa
benda bergerak dapat dicari jawabannya dibandingkan permasalahn apakah dosa
dapat diukur.
2.
Perumusan hipotesis
Ketika kita mengajukan
atau merumuskan pertanyaan penelitian, maka sebenarnya pada saat itu jawabanya
sudah ada dalam pikiran. Jawaban tersebut memang masih meragukan dan bersifat
sementara, akan tetapi jawaban tersebut dapat digunakan untuk mengarahkan kita
untuk mencari jawaban yang sebenarnya. Pernyataan yang dirumuskan sebagai
jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian disebut sebagai hipotesis
penelitian. Hipotesisi penelitian dapat juga dikatakan sebagai dugaan yang
merupakan jawaban sementara terhadap masalah sebelum dibuktikan kebenarannya.
Oleh karena berupa dugaan maka hipotesis yang kita buat mungkin saja salah.
Ileh karena itu, kita harus melakukan sebuah percobaan untuk menguji kebenaran
hipotesis yang sudah kita buat.
3.
Perancangan penelitian
Sebelum dilakukan penelitian terlebih
dahulu harus dipersiapkan rancangan penelitiannya. Rancangan penelitian ini
berisi tentang rencana atau hal-hal yang harus dilakukan sebelum, selama dan
setelah penelitian selesai. Metode penelitian, alat dan bahan yang diperlukan
dalam penelitian juga harus disiapkan dalam rancangan penelitian.
Penelitian yang kita lakukan dapat berupa penelitian deskriptif maupun
penelitian eksperimental. Penelitian deskripsi merupakan penelitian yang
memberikan gambaran secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta dan
sifat-sipat objek yang diselidiki. Contoh dari penelitian deskriptif, misalnya
penelitian untuk mengetahui populasi hewan komodo yang hidup di Pulau komodo
pada tahun 2008.
Adapun penelitian eksperimental merupakan penelitian yang menggunakan kelompok
pembanding. Contoh penelitian eksperimental, misalnya penelitian tentang
perbedaan pertumbuhan tanaman di tempat yang terkena matahari dengan
pertumbuhan tanaman di tempat yang gelap.
Selain rancangan penelitian, terdapat beberapa faktor lain yang juga harus
diperhatikan. Faktor pertama adalah variabel penelitian, sedangkan yang kedua
adalah populasi dan sampel. Variabel merupakan faktor yang mempengaruhi hasil
penelitian. Populasi merupakan kumpulan/himpunan dari semua objek yang akan
diamati ketika melakukan penelitian, sedangkan sampel merupakan himpunan bagian
dari populasi. Di dalam penelitian, variabel dapat dibedakan menjadi :
a. Variabel bebas yaitu variabel yang
sengaja mengalami perlakuan atau sengaja diubah dan dapat menentukan variabel
lainnya (variabel terikat).
b. Variabel terikat yaitu variabel yang
mengalami perubahan dengan pola teratur (dipengaruhi oleh variabel bebas).
c. Variabel control yaitu variabel yang
digunakan sebagai pembanding dan tidak mengalami perlakuan atau tidak
diubah-ubah selama penelitian.
4. Pelaksanaan
penelitian
Langkah
langkah pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut :
a. Persiapan
penelitian biasanya diwujudkan dalam pembuatan rancangan penelitian. Alat,
bahan, tempat, waktu dan teknik pengumpulan data juga harus dipersiapkan dengan
baik.
b. Pelaksanaan
1. Pengumpulan/pengambilan data
a) Data kualitatif merupakan data yang diperoleh
dari hasil pengamatan dengan menggunakan alat indra, seperti indra penglihatan
(mata), indra penciuman (hidung), indra pengecap (lidah), indra pendengaran
(telinga), dan indra peraba (kulit). Contohnya adalah ketika kita melakukan
pengamatan buah mangga maka data kualitatif yang dapat kita peroleh adalah
mengenai rasa buah, warna kulit, dan daging buah, serta wangi atau aroma buah.
b) Data kualitatif
merupakan data yang diperoleh dari hasil pengukuran sehingga akan diperoleh
data berupa angka-angka. Contohnya adalah data mengnai berat buah
mangga,ketebalan daging buah, diameter buah mangga.
Pengolahan data
Setelah data-data yang diperlukan berhasil
dikumpulkan maka tahapan selanjutnya adalah melakukan pengolahan atau analisis
data. Data yang diperoleh dapat ditulis atau dinyatakan dalam beberapa bentuk,
seperti table, grafik dan diagram.
3. Menarik kesimpulan
Setelah pengolahan data melalui
analisis selesai dilakukan maka kita dapat mengetahui apakah hipotesis yang
kita buat sesuai dengan hasil penelitian atau mungkin juga tidak sesuai.
Selanjutnya kita dapat mengambil kesimpilan dari penelitian yang telah kita
lakukan. Kesimpulan yang kita peroleh dari hasil penelitian dapat mendukung
hipotesis yang kita buat, tetapi kesimpulan yang kita ambil harus dapat
menjawab permasalahan yang melatarbelakangi penelitian.
5.
Pelaporan
penelitian
Sistematika penyusunan laporan
penelitian meliputi :
a.
Pendahuluan, bagian pendahuluan merupakan bagian awal dari laporan hasil
penelitian dan berisi tentang latar belakang dilaksanakannya penelitian,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan hipotesis.
b.
Telaah kepustakaan/kajian teori, bagian kajian teori merupakan bagian yang
berisi tentang hasil telaah yang dilakukan oleh peneliti terhadap teori dan
hasil-hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian yang
dilakukan.
c.
Metode penelitian, berisi segala sesuatu yang dilakukan oleh peneliti mulai
dari persiapan, pelaksanaan dan akhir dari sebuah penelitian. Bagian metode
penelitian berisi tentang teknik pengambilan data, cara atau teknik pengolahan
data, populasi dan sampel, alat, bahan, tempat dan waktu penelitian.
d.
Hasil dan pembahasan penelitian, berisi tentang data hasil penelitian yang
berhasil dikumpulkan selama penelitian. Data yang diperoleh disampaikan dalam
bentuk grafik, tabel , atau diagram.
.Kesimpulan
dan saran, berisi tentang kesimpulan yang dihasilkan merupakan jawaban terhadp
hipotesis yang sudah diuji kebenarannya. Saran dari peneliti kepada pihak lain,
yaitu pembaca dan bagi peneliti lainnya untuk melakukan penelitian-penelitian
selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations
dan Komunikasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2003), hal. 24
Nana Syaodih
Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Rosda Karya, 2005), hal. 5
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan:
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2009) hal. 6
Vina Bastian,
Macam-Macam Metode Penelitian (Online: http://vinabastian.blogspot.com)
Rimaru,
Pengertian Konsep Analisis Menurut para ahli (Online: http://rimaru.web.id)
Alfa Rizki,
Metode Penelitin Deskriptif (Online: http://alfaruq2010.blogspot.com)
Vina Bastian,
Macam-Macam Metode Penelitian (Online: http://vinabastian.blogspot.com)